Gunung Sinabung Bercerita


Gunung Sinabung Bercerita


Lagi-lagi negara kita dikejutkan berbagai peristiwa. Sepertinya kejadian demi kejadian senantiasa bertandang ke negara tercinta kita ini. Kali ini alam kembali datang menyapa kita dengan membawa sejumlah peringatan.
Peringatan yang harus segera diatasi oleh bangsa ini, sebab jika peringatan tersebut diabaikan maka dapat menimbulkan bencana besar bagi masyarakat kita.

Kali ini masalah yang datang yaitu di Tanah Karo- Medan yakni adanya letupan dan percikan api yang keluar dari Gunung Sinabung. Letupan dan percikan api yang ke luar dari Gunung Sinabung telah membuat kepanikan bagi warga yang tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung yakni desa Lau Kawar, Singgarang-garang, Kuta Rakyat, Simacem dan desa Sukanalu. Seluruh warga di desa tersebut kini telah mengungsi ke jambur yang ada di Brastagi dan Kabanjahe.

Letusan Gunung Sinabung minggu pagi telah membuat warga panik berhamburan meninggalkan pemukiman mereka. Ini disebabkan karena tidak adanya peringatan atau pemberitahuan sebelumnya terhadap warga yang tinggal di kaki Gunung Sinabung dari pihak yang berwenang. Kepanikan munggkin saja tidak akan terjadi andaikan aktivitas Gunung Sinabung diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Namun hal itu tidak diindahkan mengingat badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menempatkan Gunung Sinabung sebagai gunung tife B. Yakni Gunung Sinabung yang dikategorikan sebagi gunung berapi yang tidak aktif sehingga tidak perlu dikawatirkan keberadaannya.
Gunung Sinabung yang sejak dulunya bertife B kini telah dirubah badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ke tife A. Yakni gunung berapi berstatus aktif, bahkan kini Gunung Sinabung telah memasuki level awas. Level yang membuat warga semakin was-was dan takut terhadap apa yang akan terjadi pada diri mereka.

Peristiwa dari letusan Gunung Sinabung ini dapat menceritakan berbagai cerita yang tidak pernah terungkap sebelumnya kepada kita. Dari peristiwa ini kita melihat dan kembali bertanya, Adakah posko pamantauan terhadap aktivitas gunung merapi yang tidak aktif? Dalam peristiwa ini misalkan Gunung Sinabung. Jika ada, apakah pemantaun itu dilakukan?
Tentunya dari peristiwa ini kita dapat melihat andaikan ada pemantauan aktivitas Gunung Sinabung, mungkin kepanikan tidak akan terjadi. Tentunya sebelum letusan terjadi, aba-aba ataupun peringatan dari badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah diinformasikan jauh hari sebelum terjadi letusan tersebut.


Tidak Adanya Pemantauan Terhadap Gunung Sinabung

Peristiwa ini seyoganya telah menceritakan kepada kita bahwa tidak adanya pemantauan yang serius terhadap aktivitas Gunung Sinabung. Bahkan mungkin selama ini tidak ada samasekali pemantauan terhadap aktivitas Gunung Sinabung yang dilakukan oleh badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Mengingat badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak ada memberikan peringatan sebelum terjadi letusan.
Bahkan yang lebih mengharukan lagi seperti yang dikabarkan di kompas.com yang memberitakan tentang tanggapan Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Di mana Surono mengatakan Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung yang tidak diawasi karena tidak berbahaya. Gunung ini memang aktif, ditandai dengan adanya manifestasi belerang (sulfatara) dan uap air atau asap.

Kita tidak akan pernah tahu Gunung Sinabung tersebut tidak berbahaya dan tidak akan meletus jika tidak melakukan pemantauan terhadap Gunung Sinabung itu sendiri. Lagi-lagi kita hanya mendengarkan sebuah wacana yang tidak memiliki fakta kebenaran.
Di Indonesia banyak tempat rawan bencana yang dihuni oleh rakyat kecil. Tempat-tempat seperti di kaki gunung merapi merupakan sebuah tempat yang rawan dilanda bencana. Namun lagi-lagi rakyat kecil tidak memiliki pilahan untuk hidup di daerah yang lebih aman. Rakyat kecil tidak memiliki kemampuan untuk tinggal di tempat yang lebih aman dan tentram dan jauh dari letusan gunung merapi. Hal ini terpaksa dilakukan oleh rakyat kecil karena mereka tidak punya pilihan untuk tinggal di tempat yang lebih aman.

Andaikan bencana letusan terjadi, lagi-lagi yang kena imbasnya adalah raknya kecil yang tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung sendiri. Peristiwa ini juga menceritakan kepada kita bahwa setiap bencana yang ada, rakyat kecil lah yang selalu menanggung resikonya. Rakyat kecil lah yang selalu hidup menderita di tempat-tempat pengungsian. Mereka tidak memiliki pilihan untuk dapat tinggal di tempat aman dan mewah seperti yang dirasakan para elite politik kita.
Hidup berkelimpangan harta, tinggal di tempat mewah dan aman bahkan keamanan tempat tinggalnya di pantau 24 jam non stop. Lengkap dengan petugas pengamanan khusus ditambah dengan bantuan peralatan canggih untuk memantau keselamatan para elite politik kita.
Terkadang kita sungguh ngiris melihat kehidupan yang dirasakan rakyat yang bertempat tinggal di tempat rawan bencana. Kehidupannya selalu dihantau rasa ketakutan akan datangnya bencana. Setiap kali terjadi bencana, lagi-lagi mereka akan kocar-kacir dan tinggal melarat dan berdesak-desakan di posko pengungsian.

Letusan Gunung Sinabung merupakan sebuah peringatan serius buat kita khususnya bagi badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Agar kiranya senantiasa peka untuk melihat dan memantau aktivitas setiap gunung merapi yang ada. Sebab kelelaian dan kurangnya informasi mengenai aktivitas gunung merapi dapat mengakibatkan hilangnya banyak nyawa warga yang tinggal di sekitar kaki gunung merapi.
Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) perlu memperhatikan lebih sungguh-sungguh dan intensif melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunung merapi yang ada di seluruh Indonesia. Baik gunung merapi yang berstatus aktif maupun yang tidak aktif. Kiranya Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak hanya semata-mata memantau gunung merapi yang berstatus aktif saja. Tetapi Kiranya Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hendaknya selalu melakukan pemantaun terhadap aktivitas setiap gunung merapi yang ada di Indonesia.

Kiranya cukup lah peristiwa letusan Gunung Sinabung ini menjadi pelajaran buat badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Dengan adanya pemantuan yang segnifikan terhadap aktivitas setiap gunung merapi yang ada di seluruh Indonesia, maka hal ini dapat mencegah terjadinya kehilangan nyawa. Sehingga keresahan dan kepanikan yang selalu dialami setiap warga yang tinggal di kaki gunung merapi dapat diminimalisir.
Sumber: Harian Analisa

Komentar