Bisnis Jaringan

Bisnis Jaringan

Saat ini bisnis jaringan sangat marak, bahkan tiap tahunya terus bertambah. Saya juga bingung kenapa ini terjadi. Dari beberapa buku dan literatur lainnya yang saya baca mengatakan bahwa; bisnis jaringan (MLM) adalah sebuah binis terobosan baru yang sangat bagus. Bisnis yang terbuka bagi semua orang, bisnis yang dapat membuat orang kaya secara finensial. Saya sangat setuju dengan padangan itu, kalau menekuni pekerjaan MLM atau bisnis jaringan merupakan bisnis yang sangat bagus.
  • Sebab semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa kaya secara finensial.
  • Saya juga melihat suatu kelibihan dalam bisnis jaringan yakni tidak ada yang namanya padang bulu. Baik orang hitam, putih, kuning langsat atau apa pun warna kulitnya, semua memiliki kesempatan yang sama dalam bisnis ini. Dalam bisnis ini tidak ada kita jumpai praktek KKN.
  • Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan memproleh pendidikan mengenai bisnis secara gratis, itu pun kalau gratis. Soal ya ada juga bisnis jaringan yang selalu memungut biaya setiap kali mengadakan seminar. Jadi hati-hati untuk memilih bisnis jaringa. Jangan sampai salah pilih.

Di lain pihak, saya juga banyak menemui orang-orang yang sangat benci dan muak terhadap bisnis jaringan. Mereka sering mengatakan; “bisnis jaringan atau MLM itu adalah bisnis iming-iming, banyak cakapnya, omdo (hanya omong doang tapi tidak ada hasil), penipu, perayu agar orang-orang bergabung. Tapi setelah di dalam saya malah dijadikan sebagai sapi perahan. Kita yang kerja eh malah perusahaannya yang semakin gemuk, terus orang-orang duluan yang mendaptar aja yang menikmati hasilnya. Sudah kita susah pula lagi mendapatkan bonusnya, soal ya banyak bangat sih persyaratannya. Belanja lah, tutup poin lah, kejar target lah, wah pokok nya ribet kali mengerjakannya. Udah gitu hasilnya gak kelihatan pula lagi.”

Memang benar, ada beberapa bisnis jaringan yang hanya mengumbar-umbar. Menawarkan berbagai iming-iming untuk memikat orang masuk. Iming-iming dilakukan untuk membuat orang tertarik dan bergabung ke bisnis jaringannya ya.

Seperti apa yang dikatakan Robert T. Kiyosaki bahwa ada banyak pemimpi, perayu, penipu, pecundang, dan pemerdaya yang ingin cepat kaya yang tertarik dengan bisnis ini. Salah satu tantangan bisnis pemasaran jaringan adalah bahwa mereka mempunyai kebijakan pintu terbuka, yang mengizinkan hampir semua orang untuk bergabung. Kebijakan pintu terbuka ini merupakan peluang yang adil dan sama, yang sangat diperlukan oleh sebagian besar sosialis, namun saya tidak menemukan orang yang betul-betul sosialis di bisnis ini. Bisnis ini diperuntukkan bagi para kapitalis atau paling tidak bagi orang yang berharap untuk menjadi kapitalis.

Memang benar sebagian bisnis jaringan atau MLM hanya memperkaya perusahaan, sementara member-membernya dibayar secara tidak setimpal. Kerja keras yang dilakukan oleh anggotanya tidak sesuai dengan bonus atau penghasilan yang diterimanya. Bahkan lebih parah lagi, banyak anggota-anggotanya merasa bangga dan berteriak-teriak “Hore-hore perusahaan kami besar, perusahaan kami telah membangun gedung baru di setiap negara.” Namun orang tersebut tidak pernah memikirkan, kenapa perusahaanya bisa membangun gedung baru yang begitu mewah. Jika dipikirkan secara logis, perusahaan dapat membangun gedung baru itu karena perusahaan mendapat untung lebih besar dibandingkan dengan member-membernya. Sementara member-membernya tetap segitu-segitu saja dan tidak mendapatkan pembayaran yang setimpal.

Saya melihat, sadar atau tidak, sesungguhnya banyak sekali pemain bisnis MLM di luar sana, yg mempunyai cita2 memperbaiki hidup namun justru terjebak dalam pola indoktrinasi. Di mana mereka begitu bersemangat, fanatik, dan militan terhadap bisnis jaringannya. Mereka menganggb bahwa bisnisnya lah yg paling benar dan paling bagus. Semenatar di luar sana tidak ada lagi bisnis jaringan yang lebih hebat atau baik. Kerena kebutaan dan kepanatikan mereka ini lah akhinya membuat mereka tidak mau lagi mempelajari bisnis jaringan yang lain. mereka tidak lagi mau membandingkan bisnis jaringan yang mereka geluti sekarang dengan bisnis jaringan lainnya. Sehingga mereka terus menerus terjebak dalam bisnis jaringan yang sebenarnya tidak mampu merubah kehidupannya.
Bayangkan, saat perusahaan mengumumkan akan membangun kantor pusat setinggi 30 lantai, para member bersorak, berjingkrak sampai naik kursi, bergembira, seolah2 merekalah pemilik perusahaan dan pemilik gedung 30 lantai tsb. Tidak peduli apakah sebenarnya bonus mereka dari bisnis itu layak atau tidak, mereka tetap gembira. Meskipun dibayar kecil tetap saja gembira.
Jadi berhati-hati lah memilih bisnis jaringan.

Komentar

  1. @ Pasaringternet: Anda memang benar, cuman sudah terlampau banyak orang yang trauma dengan MLM. Sehingga citra MLM sudah menjadi buruk disebahagian mata orang.

    BalasHapus

Posting Komentar